Ketika berbicara tentang penilang ,tentu pikiran kita di juruskan pada sesosok yang fenomenal, yaitu pak Pol,ini hanya sedikit kisah biasa yang mau saya bagi minimal sebagai bahan bacaan dari rekan – rekan agar lebih bersemangat dalam kehidupan..(ngak nyambung)
Yudi, dengan postur gagah berlapiskan jaket kulit serta kacamata hitam mengarugi jalanan kota padang, dengan stelan yang gagah membuat yudi sangat PD mengendarai si kuda-jepangnya.
Yudi anak yang baik ,walau stelanya sekelas preman,tapi di jalan raya ia begitu taat terhadap aturan dan tidak ugal – ugalan,semua kelengkapan sudah ia lengkapi sebelum pergi ke kota bukittinggi,sehingga ia tidak ragu ketika nantinya bertemu dengan pak pol.bahkan ia sangat ingin bertemu dengan pak pol karena merasa dirinya telah begitu lengkap (hhe)
Suatu
ketika,di jalanan padang pariaman ,tepatnya dipersimpangan jalan hal yang
ditunggu – tunggu pun terjadi,ia bertemu dengan pak pol ,ia distop oleh bapak –
bapak berkaca mata hitam dengan stelan yang melebihi dirinya,dengan tergesa- gesa dan semangat
yang membara ia keluarkan surat – suratnya walaupun pak pol belum bertanya
sediktpun ,dengan sangat PD lagi ia memperlihatkan surat – suratnya,senyum agak
sembrengeh ia luncurkan kepada pak
pol,merasa memenangkan kompetisi dengan pak pol tersebut.
Namun,hal yang tidak terduga olehnya terjadi pak pol, mengeluarkan surat
tilang kepada dirinya,dengan penuh tanda tanya dipikirannya ,ia pun bertanya
,kenapa Pak?padahal kelengkapan saya cukup,dengan sedikti emosi pak pol
menjawab
“kamu tadi tidak tahu ya,tadi barusan kamu
menerobos lampu merah di persimpangan itu,untung tidak tertabrak,emang kamu
punya banyak nyawa yaa”
Dengan terheran – heran
plus khilaf ,iapun melihat kesekiiling
jalan, terlihat bahwa lampu merah tersebut tidak berfungsi
sepenuhnya,hanya bagian disebelah kiri yang bisa berfungsi,namun bagian yang
terlihat oleh banyak orang sedang dalam keadaan mati (alias Is dead).
Akhirnya senyum sembringah tadi
berubah menjadi senyum simpul dengan
harapan pak pol bisa melepaskan dirinya,namun pak pol yang punya kepandaian
berbicara sekelas Larry King mengajukan argumen – arguman dengan beberapa letupan
– letupan maut yang mengundang decak kagum, salahsatu kata – kata yang berbekas
dalam ingatan yudi “kamu didenda sebesar (Rp *****,-) “ sembari memperlihatkan form
yang berisi denda- denda
pelanggaran.Yudipun tertegun lesu,ia yang berharap bisa cepat menuju
bukittinggi langsung lunglai dengan nominal yang disebutkan,namun yudi berupaya
dengan pengalaman yang ia dapat dari buku mencoba mengatur lobian – lobian
mautnya,agar pak pol bisa membebaskan dirinya tanpa didenda,atau minimal ia
berharap walaupun didenda tapi lebih kecil dari nominal yang disebutkan itu.
Lobian - lobian dilancarkan oleh yudi dengan sangat
PD ,namun balasan demi balasan kembali
diatur oleh pak pol dengan sangat rapi,hingga yudipun harus berfikir panjang
membalas.
Yudipun yang sedikit tertegun
akhirnya terkaget akan ingatannya yang sempat membaca sebuah artikel tentang
“penilangan”, yudipun dengan sedikit semangat mulai meluncurkan pertanyaan
Yudi : Pak,kok surat tilangnya berwarna merah pak?,kalau yang biru gimana pak?
Yudi : Pak,kok surat tilangnya berwarna merah pak?,kalau yang biru gimana pak?
Pak pol langsung
terlihat sangat terkejut mendengar pertanyaan yudi,pak pol yang awal bicaranya
melebihi kepintaran mario teguh menjadi gagap melebihi kegagapan ajis
gagap(begitulah-kira–kira)
dengan perlahan ia menjawab “kalau yang biru itu bayar di BRI dan ambil simnya
masih sama di kantor Kota Pariaman” dengan gaya bicara yang mulai meragukan
,yudipun mulai curiga dan sedikit mendesak berharap yudi bisa memenagkan
perbincangan ini.
Ketika sedang asik
bicara,hampir mencapai kesepakatan yang berarti ,datang seorang pak pol lagi
dengan langkah yang tegas (bukan langkah malu – malu) disertai emosi yang
menggebu – gebu lalu angkat bicara “ Langsuang se tilang, ndk bisa nego – nego-do”-sambil-mengeluarkan-surat-merah.
Dengan sangat terkejut yudipun mengalah,akhirnya membayar denda sebesar nominal yang-diberikan.
“masalahnya bukan karena harus membayar sebesar nominal,namun sikap yang jelas menunjukan ketidakjujuran sehingga mencoreng citra seorang polisi.pantaslah saat ini polisi dipandang sebelah mata dan kurang dihargai..mungkinkah itu akan berubah??atau ini akan mendarah daging sampai anak cucu nantinya?mari kita lihat .....
Dengan sangat terkejut yudipun mengalah,akhirnya membayar denda sebesar nominal yang-diberikan.
“masalahnya bukan karena harus membayar sebesar nominal,namun sikap yang jelas menunjukan ketidakjujuran sehingga mencoreng citra seorang polisi.pantaslah saat ini polisi dipandang sebelah mata dan kurang dihargai..mungkinkah itu akan berubah??atau ini akan mendarah daging sampai anak cucu nantinya?mari kita lihat .....
Wahyu Satria
----Teknik Elektro
Menjadi Optimist itu Penting
Menjadi Optimist itu Penting
0 komentar:
Posting Komentar