Breaking News
Loading...
Kamis, 21 November 2013

Kisah Penilang dan Tertilang

23.40



           
 Ketika berbicara tentang penilang ,tentu pikiran kita di juruskan pada sesosok yang fenomenal, yaitu pak Pol,ini hanya sedikit kisah biasa yang mau saya bagi minimal sebagai bahan bacaan dari rekan – rekan agar lebih bersemangat dalam kehidupan..(ngak nyambung)
            Tersebutlah namanya Yudi, anak jambi keturunan padang ,yang mengendarai motor matic sekelas m*o (***da) di jalanan ibukota padang ,dengan tujuan ingin pergi ke kota bukittinggi ,kotanya jam gadang (big Minang Jam)  atau seringkali disebut kota wisata, karena banyak objek – objek wisata bergelimpangan disana.                                      .
            Yudi, dengan postur gagah berlapiskan jaket kulit serta kacamata hitam mengarugi jalanan kota padang, dengan stelan yang gagah membuat yudi sangat PD mengendarai si kuda-jepangnya.
Yudi anak yang baik ,walau stelanya sekelas preman,tapi di jalan raya ia begitu taat terhadap aturan dan tidak ugal – ugalan,semua kelengkapan sudah ia lengkapi sebelum pergi ke kota bukittinggi,sehingga ia tidak ragu ketika nantinya bertemu dengan pak pol.bahkan ia sangat ingin bertemu dengan pak pol karena merasa dirinya telah begitu lengkap (hhe)
            Suatu ketika,di jalanan padang pariaman ,tepatnya dipersimpangan jalan hal yang ditunggu – tunggu pun terjadi,ia bertemu dengan pak pol ,ia distop oleh bapak – bapak berkaca mata hitam dengan stelan yang melebihi  dirinya,dengan tergesa- gesa dan semangat yang membara ia keluarkan surat – suratnya walaupun pak pol belum bertanya sediktpun ,dengan sangat PD lagi ia memperlihatkan surat – suratnya,senyum agak sembrengeh ia luncurkan kepada pak  pol,merasa memenangkan kompetisi dengan pak pol tersebut.
Namun,hal yang tidak terduga  olehnya terjadi pak pol, mengeluarkan surat tilang kepada dirinya,dengan penuh tanda tanya dipikirannya ,ia pun bertanya ,kenapa Pak?padahal kelengkapan saya cukup,dengan sedikti emosi pak pol menjawab
 “kamu tadi tidak tahu ya,tadi barusan kamu menerobos lampu merah di persimpangan itu,untung tidak tertabrak,emang kamu punya banyak nyawa yaa”
Dengan terheran – heran plus khilaf ,iapun melihat kesekiiling  jalan, terlihat bahwa lampu merah tersebut tidak berfungsi sepenuhnya,hanya bagian disebelah kiri yang bisa berfungsi,namun bagian yang terlihat oleh banyak orang sedang dalam keadaan mati (alias Is dead).
Akhirnya senyum sembringah tadi berubah  menjadi senyum simpul dengan harapan pak pol bisa melepaskan dirinya,namun pak pol yang punya kepandaian berbicara sekelas Larry King mengajukan argumen – arguman dengan beberapa letupan – letupan maut yang mengundang decak kagum, salahsatu kata – kata yang berbekas dalam ingatan yudi “kamu didenda sebesar (Rp *****,-) “ sembari memperlihatkan form yang berisi denda-  denda pelanggaran.Yudipun tertegun lesu,ia yang berharap bisa cepat menuju bukittinggi langsung lunglai dengan nominal yang disebutkan,namun yudi berupaya dengan pengalaman yang ia dapat dari buku mencoba mengatur lobian – lobian mautnya,agar pak pol bisa membebaskan dirinya tanpa didenda,atau minimal ia berharap walaupun didenda tapi lebih kecil dari nominal yang disebutkan itu.
Lobian  - lobian dilancarkan oleh yudi dengan sangat PD ,namun balasan  demi balasan kembali diatur oleh pak pol dengan sangat rapi,hingga yudipun harus berfikir panjang membalas.
Yudipun yang sedikit tertegun akhirnya terkaget akan ingatannya yang sempat membaca sebuah artikel tentang “penilangan”, yudipun dengan sedikit semangat mulai meluncurkan pertanyaan
Yudi  : Pak,kok surat tilangnya berwarna merah pak?,kalau yang biru gimana pak?
Pak pol langsung terlihat sangat terkejut mendengar pertanyaan yudi,pak pol yang awal bicaranya melebihi kepintaran mario teguh menjadi gagap melebihi kegagapan ajis gagap(begitulah-kira–kira) dengan perlahan ia menjawab “kalau yang biru itu bayar di BRI dan ambil simnya masih sama di kantor Kota Pariaman” dengan gaya bicara yang mulai meragukan ,yudipun mulai curiga dan sedikit mendesak berharap yudi bisa memenagkan perbincangan ini.
Ketika sedang asik bicara,hampir mencapai kesepakatan yang berarti ,datang seorang pak pol lagi dengan langkah yang tegas (bukan langkah malu – malu) disertai emosi yang menggebu – gebu lalu angkat bicara “ Langsuang se tilang, ndk bisa nego – nego-do”-sambil-mengeluarkan-surat-merah.
Dengan sangat terkejut yudipun mengalah,akhirnya membayar denda sebesar nominal yang-diberikan.

“masalahnya bukan karena harus membayar sebesar nominal,namun sikap yang jelas menunjukan ketidakjujuran sehingga mencoreng citra seorang polisi.pantaslah saat ini polisi dipandang sebelah mata dan kurang dihargai..mungkinkah itu akan berubah??atau ini akan mendarah daging sampai anak cucu nantinya?mari kita lihat .....

Wahyu Satria ----Teknik Elektro
Menjadi Optimist itu Penting

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer