Sholat
lae IYO…MANDI DULu
Iyo,mandi dulu ,kalimat yang sering
kta dengar tak terkecuali saya,kalimat
yang menjadi mainstream bagi sebahagian
orang ketika diajak untuk pergi sholat ke masjid,kalimat yang menjadi tameng
bagi sekelompok orang untuk melindungi dirinya dari jeratan kebaikan,dengan
dalih karena ingin bersih,dengan dalih karena takut najis dan sebagainya.
Memang menggelikan mendengar kalimat
itu,beberapa kasus seringkali terjadi,setelah bermain bola,bangun tidur dan
sebagainya,kalimat di atas muncul dengan sendirinya,berharap bisa lebih segar
dan lebih fresh ketika menghadap Allah. Apakah itu salah? tentu tidak dan
sangat dianjurkan,Namun,yang jadi persoalan pada saat ini adalah penempatan
kalimat itu.nah lo ?? apalagi? Penempatan disini maksudnya seringkali
sebahagian orang melancongkan kalimat tersebut ketika waktu – waktu kritis, nah
apa lagi ni? Tepatnya waktu dimana azan telah dikumandangkan, waktu dimana
iqomah telah dilafazkan, dengan dalih ingin membersihkan diri dan lebih fresh,sholat
di masjid berjamaah jadi ditinggalkan karena telah ketinggalan. Alhasil,setiap
terdengar azan mandi dulu,padahal secara manusiawi tentulah kita dapat
mengasumsikan waktu kita,waktu mandi berapa menit,waktu tidur dan sebagainya, sehingga
kita tidak keteledoran dengan alsan – alasan klasik nan menggelitik.
Satu hal yang dapat kita
simpulkan,dimana masih ada pengaruh malas yang ditularkan oleh setan melalui
rayuan – rayuan mautnya.Padahal seringkali sebelum azan kita hanya duduk –
duduk tanpa aktifitas,ngobrol – ngobrol yang tidak jelas dsb.padahal waktu –
waktu tersebut dapat kita manfaatkan untuk membersihkan diri,mandi,berwudlu dan
lain – lain sehingga kita bisa ready to masjid ketika Allah memanggil lewat
kumandang azan.
Apa yang harus kita lakukan ?? MUlai
menyadari akan hal itu adalah suatu progress yang lebih baik , sehingga proses
akan bergulir secara bertahap dan rasa malas dapat teratasi,tidak mungkin kita
bisa secara gamlang menghilangkan rasa malas,namun satu hal yang pasti “kemauan”
akan mengantarkan kita mengarungi proses perubahan tersebut,.Hidup ini indahnya
bukan dihasil tapi dari proses.Maka,jalanilah proses dengan sebaik – baiknya.
********
Wahyu Satria
“Menjadi Optimist Itu Penting”
0 komentar:
Posting Komentar