SAKSI BISU
Aku adalah aku,aku tak dapat bicara,tapi aku
dapat menyaksikannya,aku mungkin tak tergabung di dalamnya,tapi aku adalah aku.
Aku terpaku melihat beberapa orang melihat ke arahku ,melihat dengan tatapan
tajam penuh haru,Aku terdiam membisu,tak tahu harus bagaimana ,tak mengerti
harus berbuat apa,tapi sepert fungsiku,,aku tetap begitu.
Sore
itu,aku menjadi saksi sejarah indah kelompok majelis ilmu, diruangan itu aku
menyaksikan dengan mata kepalaku, tangisan
yang mengharu biru,bukan majelis kematian,bukan majelis kesedihan.Enam orang
pemuda dipanggil kala itu,duduk di depan dengan tampang tak menentu,mendebarkan
sekali ,kelompok pemuda yang akan melanjutkan tampu kepemimpinan di sebuah
majelis ilmu bernama “FORISTEK” ketika mendengar kata itu akupun baru tersadar
.oh ini ternyata majelis ilmu ,tapi yang mengherankan bagiku kenapa ada
tangisan sendu??padahal menjadi penguasa adalah dambaan setiap manusia??
Menjadi berpengaruh dan mendapat jabatan tinggi merupakan impian manusia??why kataku
dalam hati.??
Tak lama setelah itu akupun menoleh pada salah
seorang yang terpilih sebagai ketua saat itu,gema takbir disertai tangisan haru
mewarnai majelis itu, terlintas beratnya pertanggungjawaban terhadap amanah
yang diperoleh,akupun baru tersadar tatkala hal itu disampaikan oleh ketua yang
terpilih lewat pidato singkatnya,sebenarnya dia tak bisa menerimanya,karena
sangat berat amanah itu,karena gunung saja yang besarnya luar biasa ,menolak
ketika diberi amanah oleh ALLAH SWT.Namun,apadaya beliaupun akan berdosa
nantinya ketika menolak amanah itu,lantaran membiarakan majelis itu dalam
keadaan dilepas begitu saja,dia juga memang punya tanggung jawab besar untuk
itu.Aku hanya terdiam terpaku seperti
itu menyaksikan dengan sangat mengesankan,terkadang aku dilihat beberpa orang ,terkadang
aku dibiarkan begitu saja,aku tak apa – apa begitu karena aku adalah aku,aku
bersyukur jadi diriku seperti ini,menyaksikan hal ini membuat aku bersyukur
jadi diriku,bersyukur karena aku bukanlah manusia ,karena sebagai bulatan kecil
yang terpampang di dinding aku menjalankan fungsiku sebagai sang waktu dan
menjadi saksi bisu sejarah indah umat manusia kala itu, syukurku karena aku tak
akan diazab seperti manusia nantinya karena kelalaian dalam amanahku.
Pesanku untuk manusia, jadilah
dirimu,jalankan amanahmu,karena kelak dirimu akan mempertanggung jawabkannya di
hadapan yang SATU,kalau diriku ?? aku tetaplah aku…akan menjadi seperti itu dan
tetap begitu..itu
***
Wahyu Satria
“menjadi Optimist itu Penting”
0 komentar:
Posting Komentar